Assalamualaikum wr.wb.
Yth. Bapak Kepala SMP Negeri 3 Ambarawa,
Yang saya hormati bapak ibu guru, karyawan karyawati SMP Negeri 3 Ambarawa,
Serta siswa siswi kelas 7, 8, dan 9 yang saya cintai.
Marilah kita senantiasa mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahNya bagi kita semua. Sehingga pada hari ini kita masih dapat menjalankan kegiatan pembelajaran jarak jauh dalam kondisi sehat walafiat. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir. Amin.
Anak-anakku sekalian,
Pada kesempatan kali ini, bu guru akan memberikan sebuah puisi untuk kalian. Mohon dibaca dengan seksama.
Bangunlah, anakku
Kala kubaca lembaran putih
Berhiaskan goresan tinta
Bermacam rupa dan gaya
Satu persatu kupandangi
Kucerna setiap aksara
Hingga kata-kata yang kalian torehkan
Hati ini teramat bangga
Seulas senyum kusunggingkan
Dengan bangga hatiku berkata
Siswa-siswiku di atas rata-rata
Perlahan kusadari
Tiada yang berbeda
Dari tiap lembaran yang kubaca
Aksara dan kata
Semua serupa
Kuhela nafas panjang
Pena merahku pun berujar
“Maaf, aku tak kuasa melanjutkan”
Anak-anakku,
Andai engkau tahu
Tiada gunanya angka-angka di kertasmu
Jika bukan dari peluhmu
Tataplah jauh ke depan
Hidupmu tanggung jawabmu
Tak bisa kau gantungkan pada kawan sebangku
Tak bisa pula teman dekatmu
Bangunlah, anakku
Genggamlah dunia dengan kedua tanganmu
Anak-anakku yang saya cintai,
Puisi di atas merupakan curahan hati, sebuah pengaharapan dan juga motivasi bagi kalian semua. Kita sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran di tengah pandemi Covid-19, tentunya dengan segala keterbatasan yang ada. Bu guru juga sangat bersyukur sampai detik ini kalian masih semangat dalam mengikuti arahan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh bapak ibu guru.
Satu pertanyaan yang perlu kalian renungkan. Apakah kalian sudah mengerjakan tugas-tugas tersebut dengan pemikiran kalian sendiri?
Ketika kalian mengerjakan tugas benar-benar secara mandiri insyaallah apa yang dipelajari akan lebih termemori di dalam pikiran kalian. Namun apabila kalian hanya menggantungkan jawaban teman maka hasilnya tidak akan maksimal. Apalagi kalian yang hanya menyalin begitu saja pekerjaan teman. Tidak akan ada yang “nyenthel” di pikiran kalian. Pada akhirnya lelah yang kalian rasakan akan sia-sia.
Cobalah renungkan bagaimana orangtua kalian bersusah payah membelikan kuota.
Bagaimana kalian bergelut dengan sinyal yang kadang tidak bersahabat?
Bagaimana penatnya kalian dalam mencatat kata per kata ketika mengerjakan tugas dari berbagai mata pelajaran? Apalagi yang sering mendunda pekerjaan hingga tugasnya bertumpuk-tumpuk.
Bagaimana pertanggungjawaban kalian pada ayah dan ibu?
Apakah kalian tega mengecewakan hasil keringat mereka?
Bagaimana wujud bakti kalian pada mereka?
Anak-anakku yang hebat,
Mulailah mengerjakan tugas-tugas secara mandiri. Kalaupun mengalami kesulitan kalian boleh bertanya, namun bukan meminta jawaban. Semoga dengan berbagai keterbatasan yang ada kalian tetap bisa menggenggam ilmu dengan tangan kalian sendiri, sebagai bekal hari esok, sebagai wujud bakti pada orang-orang yang telah mengantarkan kalian pada titik ini.
Kiranya cukup sekian yang bisa bu guru sampaikan, semoga bisa membawa manfaat bagi kalian semua.
Wassalamualaikum wr.wb.
Share This …